About
Jumat, 07 Juni 2013
kerajaan maurya
Posted on 02.27 by Unknown
Penyusun
Andi Muhammad Shalihin
Kelas X.A
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa
kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah
penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
menemui kendala dalam hal pengumpulan literatur/data yang berkaitan dengan
makalah ini, namun berkat bantuan dari beberapa pihak penulis dapat
merampungkannya.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran sejarah dalam hal ini Bapak Syahbar Abdul Halim, S.Pd yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Begitupula ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuannya
dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua sebagai pembaca amin.
DAFTAR ISI
Halaman sampul………………………………………………………………………….i
Kata pengantar…………………………………………………………………………....ii
Daftar isi………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..…1
A.
Latar
belakang……………………………………………………………….……1
B.
Rimusan masalah…………………………………………………………….……1
C.
Tujuan penulisan…………...………………………………………………..…….1
D.
Manfaat Penulisan…………………….…………………………………….……..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….…………3
A.
Proses
Berdirinya Kerajaan Maurya………………………..…………….……….3
B.
Perkembangan
Kerajaan Maurya…………………………………………………6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..11
A.
Kesimpulan
……………………………………………………………………...11
B.
Saran ……………………………………………………………………….........11
Daftar pustaka …………………………………………………………………………..viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sungai Sindhu yang sekarang
lebih dikenal dengan sungai Indus adalah nama salah satu sungai besar di India. Terletak di
sekitar daerah Punjab yang mana
sekarang ini terbagi menjadi 2, sebagian di India dan sebagian di Pakistan. Bagi bangsa
Yunani sungai ini mempunyai sejarah khusus sebagai di inti dari peradaban Veda
kuno dan peradaban Lembah Indus.
Lembah
Sungai Indus termasuk peradaban yang sangat besar dan mengukir sejarah sehingga
sampai saat ini cukup banyak penulis yang membahas mengenai seluk-beluk
peradaban ini. Salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di India adalah
Kerajaan Maurya. Kerajaan ini sangat berpengaruh pada bentuk perkembangan
peradaban dan kebudayaan Lembah Sungai Indus..
Kerajaan
Maurya merupakan salah satu materi yang unik untuk diteliti lebih lanjut karena
peradabannya yang sangat tinggi pada zamannya. Sampai saat ini berbagai
peninggalan Peradaban Lembah Sungai Indus membuktikan kebesaran kerajaan ini.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Maurya?
2.
Bagaimana perkembangan Kerajaan Maurya?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui proses berdirinya Kerajaan Maurya
2.
Mengetahui perkembangan Kerajaan Maurya
D. Manfaat
Penulisan
Sebagaimana penulisan
dalam karya tulis pada umumnya, adapun manfaat yang dimaksudkan dalam penulisan
ini, yakni:
1. Sebagai referensi atau pedoman orang yang membacanya
2. Pembaca dapat memperoleh informasi dan mengenal
lebih jauh tentang Kerajaan Maurya dan pemerintahannya
3. Agar pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai
referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PROSES
BERDIRINYA KERAJAAN MAURYA
Sebelum
adanya Kerajaan Maurya di India terdapat satu kerajaan sebelumnya yang bernama
Kerajaan Magadha. Raja-raja
Magadha yang terkenal ialah Sisunaga (642 SM), Bimbisara (582 SM), dan
Ajatasatru, nama lain Kunika (554 SM). Bimbisara memperluas kerajaan Magadha
dan menaklukan kerajaan-kerajaan di sekelilingnya. Di masa pemerintahan
Ajatasatru agama Buddha dan Jaina mulailah bersaing untuk merebut kedudukan
yang terpenting. Ajasatru memperluas kerajaan Magadha dan memindahkan
ibukotanya ke Pataliputra, di tepi sungai Gangga. Kota itu amat mahsyur
terlebih setalah menjadi ibu raja-raja Maurya di belakang hari.
Beberapa tahun kemudian di waktu
pemerintahan Udaya, cucu Ajatasaru (kurang lebih 516 SM) Darios dari Persia
menaklukan daerah di Sindh dan Punjab, di hulu sungai Indus. Dari beberapa sumber tertulis
disebutkan bahwa raja Persia mempunyai prajurit-prajurit bangsa India yang
turut berjuang di tanah Yunani.
Sejak abad ke-5 SM, sejarah kerajaan Magadha tidak begitu
jelas lagi. Yang agak dapat dipercayai adalah kisah ini. Salah seorang
keturunan Bimbasara yang tidak begitu besar kuasanya dibunuh dan diganti
menterinya yang bernama Mahapadma Nanda dari golongan Sudra. Raja itulah asal
keturunan 9 orang raja yang berturut-turut memerintah Magadha sampai tahun 322
SM. Pada tahun itu Nanda yang penghabisan dibunuh oleh oleh Chandragupta
Maurya. Menurut dugaan ia adalah seorang keturunan Nanda juga akan tetapi kawin
dengan perempuan kasta rendah. Dengan Chandragupta mulailah riwayat
kejadian-kejadian di India jelas dan dapat ditentukan. Diwaktu pemerintahan
raja itu, Magadha berhasil merebut kuasa yang seluas-luasnya. Akan tetapi dua
tahun sebelum ia diangkat menjadi raja terjadilah peristiwa yang besar
akibatnya bagi seluruh India, yaitu penyerbuan Iskandar Zulkarnain ke India
utara.
Iskandar Zulkarnain adalah seorang raja dan panglima besar
Yunani yang mahsyur dalam sejarah Barat purbakala. Ayahnya memerintah dalam
negeri kecil, yaitu Makedonia, bagian dari tanah Yunani. Waktu masih muda ia
mendapat pendidikan yang luas, bukan dalam keprajuritan saja tapi dalam ilmu
filsafat dan pemerintahan juga.
Ayahnya mempunyai cita-cita untuk
mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di Yunani dan memperluas kerajaannya
sampai ke daerah Asia, akan tetapi sebelum ia dapat menjalankannya, ia dibunuh
oleh seorang penjahat.
Putra mahkota Iskandar juga yang pada
ketika itu baru berumur 24 tahun menjadi raja di negeri Makedonia sebagai
penggantinya. Iskandar
mengadakan persediaan untuk meneruskan niat ayahnya itu. Di tahun 334 SM balatentaranya menyebrang
selat Hellesponts yang memisahkan Eropa dengan Asia. Dengan cepat seperti
halilintar ia menaklukan Asia Muka (Turki sekarang), Syria, Palestina, Mesir,
Persia, dan Baktria, sehingga di tahun 327 SM jadi sudah tujuh tahun sudah
meninggalkan negerinya, balatentaranya tiba di batas India, negeri yang
mengandung banyak rahasia kekayaan dan hasil-hasil kebudayaan yang luhur. Bagi
seorang pahlawan yang muda, remaja nafsunya tidak dapat tertahankan lagi untuk
memasuki dan memerangi India yang sudah begitu dekat di hadapannya.
Menurut berita, Iskandar mula-mula tidak mendapatkan
perlawanan dalam negeri-negeri yang didudukinya. Di antara negeri yang terkenal
itu ialah negeri Takkashila. Peninggalan kota itu sekarang masih nampak di
dekat kota Rawalpindi. Ia menyeberangi hulu sungai India dan terus memasuki
Punjab atau negeri lima sungai. Akan tetapi ketika melalui sungai Jhilam (dalam
bahasa Yunani: Hydaspes) Iskandar mengalami perlawanan hebat yang belum pernah
dialaminya dalam tujuh tahun, sejak ia menyerbu ke Asia. Tatkala Iskandar
sampai di tepi sungai Jhilam, raja negeri Poros sudah siap sedia menantikan
kedatangannya dengan tentara terdiri dari 30.000 serdadu berjalan, 4000 serdadu
berkuda, 300 kereta perang yang ditarik empat ekor kuda, 200 gajah perang,
semua membawa senjata yang lengka. Iskandar lebih dari tiga bulan terhambat dan
terpaksa mengadakan persediaan untuk melawan, balatentara yang kuat itu.
Akhirnya Iskandar dengan tentaranya dapat menang.
Tidak lama setelah kemenangan itu, para tentara Iskandar
mogok dan
mengatakan tidak bersedia berperang lagi, dengan bijaksana Iskandar memenuhi
kemauan tentaranya dan mengumumkan supaya perang di India diselesaikan pada
tempat itu saja. Sebelum balik ke Yunani, Iskandar mendirikan dua belas candi
sebagai tanda peringatan dan tanda perasaan berterima kasih kepada dewa-dewa
kebangsaan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 326 SM.
Iskandar menganggap negeri-negeri itu semuanya masuk
bagian-bagian kerajaannya dan ia berharap akan lekas kembali ke India. Sebagai
wakilnya untuk memerintah negeri-negeri yang takluk itu diangkatnya Poros,
musuh lama itu. Akan tetapi kedatangan ajalnya tidak dapat dielakkan dan dengan
wafatnya tidak lama kemudian, India terlepas dari kerajaan Yunani.
Meskipun penjajahan politik lenyap dari India tidak berarti
peristiwa itu tidak ada akibatnya. Karena sejak itu terjadilah hubungan yang
erat antara India dengan negeri Barat. Perhubungan lalu lintas yang melalui
jurang Khaibar sudah terbuka juga pertalian dengan kota-kota di pantai Persia.
Hasil dan bahan-bahan dari india mulai mengalir ke negeri Barat dan sejak zaman
itu terjadilah perhubungan antara Timur dan Barat.
Mengingat lemahnya kedudukan wakil-wakil yang ditinggalkan
oleh Iskandar di India mengertilah kita bahwa tidak lama setelah kabar wafatnya
Iskandar terdengar, penduduk negeri-negeri itu langsung bertindak untuk merebut
kemerdekaannya. Pemimpin gerakan itu bernama Chandragupta, keturunan raja Nanda
di Magadha yang dibuang keluar negerinya dan lari ke India Utara.
Kerajaan iskandar dibagi-bagi oleh panglima perangnya yang
semata-mata menjadi raja sendiri dalam daerah masing-masing. Diantara mereka
ada Seuleukos menguasai bagian timur yang melingkungi India Utara. Dalam
tindakannya untuk mempertahankan kuasanya di negeri itu ia dikalahkan oleh
Chandragupta dari Magadha. Sehingga ia terpaksa berdamai di tahun 305 SM.
Perdamaian itu amat besar artinya, sebab semenjak itu Seuleukos mempunyai
utusan di Pataliputra, ibukota Magadha. Dari utusan inilah para ahli sejarah
memperoleh sumber yang amat berharga untuk mengetahui keadaan dalam kerajaan Maurya.
Jika diperhatikan dari awal, berdirinya Kerajaan Maurya
sebenarnya merupakan lanjutan dari Kerajaan Magadha. Namun pemberian nama
Maurya sendiri karena pemerintahan selanjutnya berasal dari wangsa Maurya.
B. PERKEMBANGAN
KERAJAAN MAURYA
1. Pemerintahan
Candragupta
Seorang penulis yang mahsyur ialah Chanakya Vishnugupta,
seorang Brahma, guru dan pembesar penasehat Chandragupta membuat sebuah kitab
bernama Arthasastra.Tentang peraturan pemerintah dan kehakiman di zaman ini,
kitab Arthasastra memberikan keterangan yang cukup.
Keterangan-keterangan itu semuanya menggambarkan Maurya
sebagai suatu negeri yang maju dan mempunyai kebudayaan tinggi, pemerintahan,
keuangan, kehakiman, perekonomian serta cara pertahanan yang teratur. Lagi
pula, peraturan-peraturan pemerintahan tidak ditiru dari manapun juga,
melainkan muncul dari kebijaksanaan dan pikiran sendiri.
Pusat segala kuasa adalah raja, dibawahnya terdapat
raja-raja muda yang menguasai daerah-daerah atau provinsi-provinsi. Disamping
raja ada suatu badan penasehat tinggi. Pusat pemerintahan diserahkan kepada 18
kementrian. Yang amat lengkap ialah kementrian pertahanan negeri, dibagi atas 8
bagian. Pembesar-pembesar negeri menerima gaji yang cukup supaya mereka jangan
memeras penduduk. Pajak tanah, cukai barang masuk, pajak penghasilan, semuanya
terhiitung aturan-aturan yang modern, sudah dijalankan dalam kerajaan Magadha.
Untuk menambah hasil pertanian diadakan pengairan yang sangat perlu dalam
negeri yang panas seperti India dengan cara besar-besaran.
Pertahanan di dalam negeri kuat sekali. Menurut keterangan
Megasthenes(salah seorang utusan) balatentara Maurya terdiri dari laki-laki
600.000 serdadu berjalan, 30.000 serdadu menunggang kuda, 9000 ekor gajah, dan
8000 kereta perang.
Kaum Brahma mendapatkan perlindungan yang luar biasa, oleh
sebab itu mereka besar pengaruhnya terhadap raja. Menurut berita dari kaum
Jaina, raja Chandragupta pada suatu waktu menarik diri dari pemerintahan dan
menjadi pengikut Jaina, sesudah terjadi
kelaparan yang hampir 10 tahun lamanya sebab ia merasa berdosa terhadap
rakyatnya. Namun yang pasti dalam waktu 10 tahun, ia telah menginvasi sebagian
besar India utara. Ia seorang negarawan yang baik, dan India menjadi makmur di
bawah pengaruhnya. Ia diganti oleh putranya, Bindusara (298 – 272 SM). Riwayat
raja ini tidak begitu jelas, hal yang tentu ialah bahwa raja itu pertama kali
memerangi bangsa-bangsa di daerah Deccan di India tengah. Bindusara juga
memperluas kerajaan hingga jauh ke bagian selatan India. Ia diganti oleh
putranya yang kelak mendapat nama yang mahsyur dalam sejarah India, ialah Asoka
Vandhana (272 – 232 SM).
2. Asoka Vandhana
Sebelum
Asoka naik tahta kerajaan, ia memegang kekuasaan sebagai raja muda di India
Barat, suatu ujian untuk menunjukan kecakapannya. Berlainan dengan nenek dan
ayahnya ia ternyata seorang yang lemah lembut, peramah, dan suka berbakti,
setia kepada agama dan amat mengasihi rakyatnya. Walaupun demikian ia terpaksa berperang
untuk mengadakan ketentraman di Deccan dan menaklukan kerajaan Kalinga (di
pantai Teluk Benggala). Setelah raja Asoka mendengar bahwa dalam peperangan itu
lebih kurang dari 100.000 orang Kalinga binasa dan 150.000 orang ditawan, ia
sangat sedih hati dan bersumpah tidak akan mengangkat senjata lagi terhadap
siapapun juga untuk selama-lamanya. Makin nampaklah kerinduan raja untuk
memeluk agama Buddha dan menjalankan segala syarat-syarat agama itu dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam pemerintahan.
Di tahun 249 SM atau 24 tahun sejak Asoka menjadi raja,
baginda ziarah mengunjungi semua tempat-tempat suci yang bersangkutan dengan
hidup dan pengajaran Gautama Buddha. Kota-kota itu ialah, Kapilavastu (tempat
lahir Buddha), Sarnath dekat Benares (tempat Buddha pertama kali menyebarkan
agamanya), Sravasti, Gaya (tempat pohon bodhi yang suci), dan Kusinagara
(tempat wafatnya). Di tempat-tempat itu baginda memberi sedekah dan mendirikan
tanda-tanda peringatan yang sampai sekarang sangat berarti bagi ilmu sejarah.
Dengan resmi raja Asoka meninggalkan agama Brahma dan
memeluk Buddha. Kemudian baginda masuk bikhsu (reshi), dari sikap ini jelaslah
bahwa agama buddha di zaman itu mendapat kedudukan sebagai agama kerajaan. Atas
titah raja Asoka didirikan kurang lebih 48.000 buah stupa yang masih
ketinggalan ialah stupa yang mahsyur di Sanchi (India Tengah), dekat ibu negeri
provinsi yang di bawah pemerintahannya dulu. Untuk anaknya putri Charumati yang
sungguh berbakti didirikan oleh raja beberapa wihara atau asrama bagi kaum
wanita, terutama di bagian Nepal.
Di waktu pemerintahan Asoka, seluruh India hampir dapat
disatukan. Hanya bagian ujung selatan dan Sailan yang belum takluk kepadanya,
kepulauan Sailan dikirim utusan-utusan untuk mengajarkan agama Buddha.Dari zaman
Asoka sampai sekarang pulau Sailan adalah pusat pertahanan Buddha.
Dalam sejarah India belum pernah terdapat seorang raja yang
begitu luas kerajaannya seperti Asoka. Kerajaan Chandragupta di abad ke-5
Sesudah M dan kerajaan Moghul (Sultan Akbar dan keturunannya) di abad ke-16 dan
17 tidak sampai menyamai kerajaan Asoka itu.
Yang penting sekali dalam sejarah pemerintahan Asoka yang
memahsyurkan namanya pula sampai sekarang ialah tulisan-tulisan (prasasti) yang
dipahat di dinding-dinding dan tiang-tiang batu (Zuilen).
Asoka dengan resmi memeluk agama Buddha. Akan tetapi rakyat
pada umumnya masih setia kepada agama hindu, yang sudah berakar teguh dalam
masyarakat tersebut sejalk purbakala. Pandit-pandit Brahma masih besar
pengaruhnya kepada rakyat. Asoka mengeluarkan amanat supaya di antara
agama-agama atau mazhab-mazhab haruslah ada ikatan persaudaraan dan perdamaian;
tiap-tiap agama merdeka melakukan kebaktian dan mendapat perlindungan yang sama
terhadap raja. Pendidikan masyarakat didasarakan pada pengajaran Buddha. Oleh
sebab itu ia melarang membunuh makhluk berjiwa, baik manusia atau hewan. Yang
melanggar akan mendapat hukuman yang keras. Agama Buddha percaya bahwa manusia
itu dalam hidupnya melalui beberapa tingkat dan menjelma tiap-tiap kali dalam suatu
jenis makhluk. Penjelmaan itu ditentukan oleh karma, yang terdapat pada
tiap-tiap manusia, yaitu hasil dari segala perbuatannya yang baik atau buruk.
Oleh karena itu, manusia dan penjelmaannya tidak boleh dibunuh.
Dalam maklumatnya, Asoka memerintahkan supaya tiap-tiap
orang menghormati orang tuanya leluhurnya, dan orang-orang yang di atasnya.
Kewajiban yang ketiga adalah supaya setiap orang mencari kebenaran dan menuntut
kerendahan dan kemurahan hati. Perbuatan-perbuatan raja Asoka yang penting berhubung
dengan ibadah dan kesucian semangat ialah mendirikan rumh sakit dan rumah
miskin, menyediakan pondok-pondok untuk merawat hewan-hewan yang sakit, memberi
derma kepada orang yang bertapa (sangha), mendirikan wihara-wihara dan
asrama-asrama, mengirim utusan keluar negeri untuk memperkuat perdamaian,
misalnya ke Iran, Mesir, dan Sailan, mengadakan penjagaan di jalan-jalan raya,
menyediakan pesanggrahan, sumur-sumur air air, menanam pohon buah-buahan di
pinggir jalan untuk umum dlsb.
Di Sailan, pusat agama Buddha, ia dihormati sebagai seorang
manusia yang telah mencapai penjelmaan Bodhisatwa.
3. Mundurnya Kerajaan Maurya
Kerajaan Maurya rupanya di bawah pemerintahan Asoka sudah
sampai kepada puncak yang setinggi-tingginya. Setelah raja wafat kaum Brahma
yang merasa kedudukannya sangat dibelakangkan di tengah-tengah masyarakat yang
berdasar pada filsafat Buddha mengajak rakyat supaya melawan Dasaratha, putera
Asoka. Kerajaan Maurya mulai mundur dan terpisah-pisah. Akhirnya keturunan
Asoka hanya dapat mempertahankan sebagian dari kerajaan yang luas itu.
Tahun 185 sebelum Masehi raja Maurya penghabisan Brihadrata
dibunuh oleh panglima perangnya Pushyamitra Sunga sengaja merebut kuasa dari
tangan raja yang lemah itu untuk memperkuat perlawanan terhadap musuh yang
mengancam dari sebelah Baktria dan Turkestan (bangsa Parthi). Musuh itu hendak
menyerbu ke dalam kerajaan Maurya yang sudah lapuk itu.
Keturunan-keturunan Sunga memrintah 112 tahun lamanya.
Kejadian-kejadian yang penting tidak berapa yang diketahui. Mual-mula raja
Kalinga yang ditaklukan oleh Asoka dapat merebut kerajaannya kembali, sehingga
Pushyamitra terpaksa mengadakan perdamaian yang mengurangi kuasanya.
Peristiwa yang kedua ialah peperangan dengan Menander raja
Kabul, di sebelah timur Persia yang seakan-akan hendak meniru Iskandar
Zulkarnain dan bermaksud merebut India, akan tetapi ia dikalahkan oleh
Pushyamitra (155 sebelum Masehi). Inilah peperangan penghabisan yang dilakukan
oleh bangsa dari sebelah barat terhadap India. Penjajahan imperialisme Barat
baru mulai 1650 tahun kemudian dan datangnya dari laut, yaitu mula-mula dengan
kedatangan seorang portugis di abad ke-15 dan seterusnya orang Inggris di abad
ke-17.
Raja-raja Sunga tidak begitu menyukai agama Buddha; mereka
itu memihak kepada kepada agama Brahma. Dalam pemerintahan Pushyamitra
kebiasaan-kebiasaan Brahma dihidupkan lagi. Yang ajaib diantaranya ialah
pengorbanan kuda (asvamedha).
Seekor kuda yang bagus dan berwarna luar biasa setelah
dihiasi menurut upacara, dilepaskan dan dihalaukan kemana-mana. Semua
negeri-negeri dimana kuda itu nampak harus tunduk atau diperangi. Sesudah satu
tahun lepas, barulah kuda itu ditangkap dan dibunuh serta dikorrbankan dengan
upacara yang sebesar-besarnya.
Kita tahu, agama Buddha melarang
keras pembunuhan hewan, maka jelaslah bahwa perbuatan demikian semata-mata
penghinakan agama Buddha. Pengorbanan kuda semacam itu akan kita temui lagi
lima abad kemudian, yaitu di zaman Samudragupta. Raja Sunga penghabisan tidak
berkuasa lagi, melainkan menjadi boneka saja di tangan menterinya Vesudeva,
yang akhirnya raja itu juga dan menjadi penggantinya (73 sebelum Masehi).
Keturunannya bernama Kanva. Raja-raja Kanva memerintah selama 45 tahun saja dan
diganti raja-raja Andhra, terdiri dari 30 turunan dan memerintahkan hampir 250
tahun lamanya, sampai tahun 225 tarikh Masehi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Kerajaan
Maurya memiliki pola pemerintahan monarki yang sangat teratur dan kuat karena
kebudayaannya.
2. Kerajaan
Maurya berpengaruh langsung terhadap timbulnya kerajaan lain di India.
3. Kerajaan
Maurya berpengaruh pada berkembangnya agama Buddha di dunia
B.
SARAN
1. Penelitian
masih perlu dilakukan mengenai Kerajaan Maurya, khususnya di bidang kebudayaan
dan perkembangan agama Buddha
2. Pembandingan
perlu dilakukan pada pemerintahan
monarki yang sekarang dan pada masa Kerajaan Maurya
3. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
sejarahperadabandanbudayadunia.blogspot.com
Buddakhetta.com
Wikipedia.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "kerajaan maurya"
Leave A Reply